Senin, 11 Maret 2013

Dari Dunia Maya Menghasilkan Karya [Pena Mas]



Oleh Maya Banyumas
Perkembangan teknologi semakin pesat membuat perubahan di segala aspek. kalau zaman dulu untuk berkomunikasi tidak mudah harus melalui berbagai macam tirakat dan laku agar bisa menguasai ilmu telepati, namun di era sekarang dengan dimanjakan berbagai teknologi yang semakin maju membuat komunikasi tidak mengenal waktu dan tempat. melalui teknologi internet telah mengubah cara pikir, gaya hidup hingga berbagai macam pekerjaan atau profesi lahir seiring dengan kemajuan teknologi dunia maya.
Sebaik-baik sebuah teknologi itu  adalah sebuah alat belaka. Teknologi bukanlah tujuan kita yang sejati melainkan dengan alat teknologi menjadikan tujuan umat manusia semakin mudah. Sebuah alat tentu ada sisi positif dan negatif. Setiap adanya perkembangan teknologi baru pasti akan berdampak baik dan bisa jadi buruk untuk pengguna, tergantung bagaimana menyikapinya. Layaknya pisau jika dimanfaatkan secara bijak untuk alat memotong sayuran (memasak) tentu akan lebih bermanfaat dibanding untuk melukai orang lain.
Sama halnya dengan media sosial yang semakin menjamur, begitu mudahnya user untuk menggunakannya.  beberapa bulan yang lalu sering terdengar kejahatan yang berawal dari sosmed seperti facebook. banyak yang diculik atau kejadian lain yang berimbas negatif terhadap pelaku (oknum) tersebut. namun tidak jarang justru melalui teknologi itu menjadi ajang prestasi dan menghasilkan jutaan karya anak bangsa.
Pena Mas yang merupakan salah satu media sarana komunikasi dengan menggunakan sosmed facebook untuk mewadahi para penulis muda yang berasal dari Banyumas. anggotanya adalah mereka yang mempunyai ketertarikan dalam dunia tulis menulis baik dalam bentuk puisi, cerpen, geguritan, cerkak, hingga kepenulisan buku.
Sebuah komunitas tidak akan pernah ada tanpa sebuah pengorbanan dan perjuangan. Selaku ketua beliau Bapak Agus Pribadi yang juga kompasianer aktif asal purwokerto. kesehariannya mengajarkan kepada peserta didiknya di salah satu sekolah terbaik di kabupaten purbalingga. ia mempunyai inisiatif aktif untuk mewadahi penulis-penulis berbakat di banyumas, dan dengan terang-terangan ia juga membuka pintu untuk semua masyarakat yang ingin belajar untuk memulai menulis (penulis pemula).
Sebuah moto yang sering saya dengar dari beliau bapak agus pribadi adalah belajar… belajar dan teruslah belajar untuk menulis. cobalah jangan takut untuk menulis… menulis dan teruslah menulis hingga kau dapatkan kesenangan dan kindahan dalam menulis. Spiritual dalam menulis dapat menghadirkan titik kebahagiaan, baik itu rasa kebahagiaan yang hadir bagi penulis sendiri ataupun juga pembaca yang budiman.
Perjalanan group Pena Mas yaitu Penulis Muda Banyumas telah menorehkan berbagai karya sastra. selain diterbitkan melalui media online baik itu blog Pena  Mas, notes, group facebook hingga kompasiana, Komunitas penulis muda banyumas ini telah menerbitkan 2 (dua) antologi karya anggota Pena Mas. untuk saat ini akan segera terbit antologi yang ketiga yaitu dari 14 cerkakis banyumas. Dengan semangat mengangkat kearifan Lokal (Banyumas) menuju Global merupakan spirit yang selalu digaungkan Pena Mas. dengan visi kedepan penamas diharapkan mampu “Ikut memajukan Banyumas melalui tulisan”.
Guna menuju visi pena mas maka perlu adanya tindakan real/nyata guna mencapai tujuan yang telah diharapkan. diantaranya yaitu dengan :
- Menumbuhkan jiwa kepenulisan melalui wadah bersama bagi mereka yang mempunyai hasrat untuk menulis fiksi maupun nonfiksi yang berdomisili di Banyumas dan sekitarnya atau siapapun yang peduli dengan Banyumas.
- Mempublikasikan karya-karya anggota dalam bentuk blog, buku, atau yang lainnya. Melahirkan penulis-penulis Banyumas yang karya-karyanya di kenal baik lokal maupun nasional.
Dengan semangat “Semua orang pasti bisa menulis” menjadikan angin segar kepada semua orang tentang bakat dan minat yang ada pada dirinya. pada hakikatnya semua orang pasti bisa asal mau untuk berusaha. tidak ada yang sulit bagi mereka yang mau untuk belajar dan terus belajar.
Pena Mas telah membuktikan dirinya bahwa walaupun dari dunia maya namun mereka tetap bisa berkarya. menjadikan media silaturahmi dan komunikasi baik secara online maupun offline. terbentuknya wadah pena mas akan membuat khasanah dunia kepenulisan Banyumas akan semakin segar dan penuh warna. sehingga diharapkan nantinya kan muncul sosok penerus Ahmad Tohari lain di masa mendatang.
Diantara dua karya antologinya berjudul balada seorang lengger (Leutikaprio, November 2011) dan antologi Cindaga (Indie Publishing, September 2012) yang merupakan kumpulan cerpen banyumasan, serta untuk antologi yang ketiga nantinya akan berbahasa banyumasan dengan kumpulan karya 14 cerkakis terbaik banyumas. cerkak sendiri merupakan cerita cerkak atau sama halnya dengan cerpen, hanya untuk penulisannya menggunakan bahasa jawa, lebih khusus jawa banyumasan.
ayo.. tetap semangat untuk berkarya, karena karya anda akan lebih berharga dari segalanya. selamat beraktifitas dan teruslah berkarya untuk bangsa. salam damai dari banyumas raya.
Sumber tulisan :

Minggu, 10 Maret 2013

Tips Menulis Cerpen yang Bening


Oleh Agus Pribadi
Menulis cerpen merupakan kegiatan yang mengasyikan. Dengannya, seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan imajinasinya. Agar tujuan itu tercapai, salah satunya melalui menulis cerpen yang bening.
Cerpen yang bening berarti cerpen itu mengandung kejelasan, tidak bertele-tele. Dengan kata lain to the point. Pembaca akan menikmati cerpen tersebut tanpa harus terlalu sering mengernyitkan dahi.
Cerpen yang bening berarti pula cerpen yang orisinil yang khas penulisnya. Bukan dibuat-buat agar mirip karya cerpenis ini atau itu.
Beberapa tips menulis cerpen yang bening diantaranya :
1.      Menemukan gaya menulis sendiri
Seseorang yang terus menulis cerpen akan menemukan gaya menulisnya sendiri, bukan gaya menulis orang lain. Ada yang bergaya literer dengan mengutamakan keindahan diksi. Ada yang bergaya sederhana dan lugas, namun mengutamakan alur dan plot cerita.

Ada yang suka menulis dengan genre tertentu. Jika logika berceritanya meloncat-loncat antara alam nyata dan alam imajinasi (mimpi), maka cerpen itu bergenre surrealisme. Jika menceritakan kejadian alam nyata sehari-hari, maka cerpen itu bergenre realisme.

Jika telah menemukan gaya menulisnya, seseorang hendaknya mengembangkan gaya menulis tersebut sehingga akan semakin bening. Itulah penemuan seorang penulis pada karyanya sendiri.

Jika memaksakan menulis dengan gaya orang lain, boleh jadi seseorang akan mengalami kesulitan. Cerpen yang ditulispun tidak mengalir dari kebeningan jiwanya sendiri. Cerpen yang dihasilkan kurang memiliki ruh.

2.      Menulis dengan panjang secukupnya
Cerpen dengan panjang 800 kata yang bening, akan lebih baik dari cerpen 1500 kata yang bertele-tele. Panjang pendek cerpen bukan tolok ukur kualitas sebuah cerpen.
Cerpen ditulis dengan memberdayakan setiap kata yang digunakan. Tidak ada kata yang ditulis sia-sia. Jika diibaratkan bebunyian, setiap kata yang dituliskan harus berbunyi. Cerpen yang bertele-tele adalah cerpen yang boros kata-kata. Jika dengan 800 kata sudah cukup, tak perlu memperpanjangnya menjadi 1500 kata.

3.      Menulis untuk menulis, bukan untuk tujuan lain
Cerpen yang bening tercipta jika seorang cerpenis menulis untuk tujuan menulis itu sendiri. Dalam arti tidak untuk tujuan pihak luar, misalnya dikirim ke media tertentu, untuk lomba yang persyaratannya ketat, dan sebagainya.
Jika cerpen telah jadi, maka penulis baru memikirkannya untuk diapakan cerpen itu. Dikirim ke media yang sesuai, atau untuk lomba yang bisa menerima cerpen yang telah jadi tersebut.
Jadi, pihak luar yang mengikuti cerpen yang telah jadi, bukan cerpen yang akan dibuat yang mengikuti pihak luar. Itu kalau sebuah cerpen yang dihasilkan ingin tampil bening. Ibarat air, air yang bening adalah air yang segar, bersih, menyejukkan dan bermanfaat.

Demikian tips sederhana menulis cerpen bening. Semoga bermanfaat.
Selamat menulis cerpen dan salam Kompasiana!

Banyumas, 3 Pebruari 2013