Setelah sukses pada peluncuran antologi cerpen perdana
bertajuk Balada Seorang Lengger pada tahun 2011, Cindaga pada tahun 2012,
Komunitas Para Penulis Muda Banyumas (Penamas) kembali meluncurkan buku
kumpulan cerita pendek berjudul Iwak Gendruwo pada April 2014.
Ketua Penamas Agus Pribadi mengatakan, antologi cerpen ini
berisi 22 judul yang ditulis oleh 14 anggota Penamas. Berbeda dari antologi
cerpen sebelumnya yang dituliskan dalam bahasa Indonesia, kumpulan cerita pendek
ini menggunakan bahasa Banyumas dengan beberapa logat yang kental dengan gaya
penulis masing-masing.
Buku antologi cerkak (cerita cekak ) ini diharapkan bisa
mengobati rasa rindu bagi siapa pun yang pernah tinggal atau bahkan sekadar
singgah di Banyumas. Banyumas yang kental dengan mendoan, getuk goreng, dan
bahasa penginyongan mempunyai daya tarik tersendiri,” katanya, kemarin.
Berlatar Banyumas
Adapun 22 judul cerkak berbahasa Banyumas itu ditulis oleh
anggota Penamas, yang masing-masing mengangkat cerita berlatar belakang
Banyumas. Tajuk antologi Iwak Gendruwo itu diambil dari salah satu judul cerkak
yang ditulis Lejar Pribadi dalam buku tersebut.
Agus menyebutkan, cerpen dalam antologi ini menjadi titik
temu buku kumpulan cerpen sebelumnya.
“Muga-muga buku kumpulan cerkak kiye kena kanggo tenger lan
uga dadi sewijine catetan sejarah menawa basa Banyumas kuwe esih detulis dening
wong Banyumas nganti sekiye (Semoga buku kumpulan cerpen ini bisa menjadi
penanda dan menjadi salah satu catatan sejarah bahwa Bahasa Banyumas itu masih
ditulis oleh orang Banyumas hingga masa kini), ujarnya.
Salah satu penulis, Agus Triono, mengatakan, nilai-nilai
moral yang diangkat dalam cerkak ini dikemas dalam cerita yang unik dan lucu,
yang diharapkan mampu menjadi inspirasi penulis muda Banyumas yang lain.
“Antologi ini memang belum diluncurkan secara resmi. Tapi
sudah bisa didapatkan dengan memesan langsung kepada Penamas,” katanya (*) (Suara Merdeka, 15 April 2014)