Oleh Agus Pribadi
Menulis cerpen
merupakan kegiatan yang mengasyikan. Dengannya, seseorang dapat menyampaikan
apa yang ada dalam pikiran dan imajinasinya. Agar tujuan itu tercapai, salah
satunya melalui menulis cerpen yang bening.
Cerpen yang bening
berarti cerpen itu mengandung kejelasan, tidak bertele-tele. Dengan kata lain to the point. Pembaca akan menikmati
cerpen tersebut tanpa harus terlalu sering mengernyitkan dahi.
Cerpen yang bening
berarti pula cerpen yang orisinil yang khas penulisnya. Bukan dibuat-buat agar
mirip karya cerpenis ini atau itu.
Beberapa tips menulis
cerpen yang bening diantaranya :
1. Menemukan gaya menulis sendiri
Seseorang
yang terus menulis cerpen akan menemukan gaya menulisnya sendiri, bukan gaya
menulis orang lain. Ada yang bergaya literer dengan mengutamakan keindahan
diksi. Ada yang bergaya sederhana dan lugas, namun mengutamakan alur dan plot
cerita.
Ada
yang suka menulis dengan genre tertentu. Jika logika berceritanya
meloncat-loncat antara alam nyata dan alam imajinasi (mimpi), maka cerpen itu
bergenre surrealisme. Jika menceritakan kejadian alam nyata sehari-hari, maka cerpen
itu bergenre realisme.
Jika
telah menemukan gaya menulisnya, seseorang hendaknya mengembangkan gaya menulis
tersebut sehingga akan semakin bening. Itulah penemuan seorang penulis pada
karyanya sendiri.
Jika
memaksakan menulis dengan gaya orang lain, boleh jadi seseorang akan mengalami
kesulitan. Cerpen yang ditulispun tidak mengalir dari kebeningan jiwanya
sendiri. Cerpen yang dihasilkan kurang memiliki ruh.
2. Menulis dengan panjang secukupnya
Cerpen
dengan panjang 800 kata yang bening, akan lebih baik dari cerpen 1500 kata yang
bertele-tele. Panjang pendek cerpen bukan tolok ukur kualitas sebuah cerpen.
Cerpen
ditulis dengan memberdayakan setiap kata yang digunakan. Tidak ada kata yang
ditulis sia-sia. Jika diibaratkan bebunyian, setiap kata yang dituliskan harus
berbunyi. Cerpen yang bertele-tele adalah cerpen yang boros kata-kata. Jika
dengan 800 kata sudah cukup, tak perlu memperpanjangnya menjadi 1500 kata.
3. Menulis untuk menulis, bukan untuk
tujuan lain
Cerpen
yang bening tercipta jika seorang cerpenis menulis untuk tujuan menulis itu
sendiri. Dalam arti tidak untuk tujuan pihak luar, misalnya dikirim ke media
tertentu, untuk lomba yang persyaratannya ketat, dan sebagainya.
Jika
cerpen telah jadi, maka penulis baru memikirkannya untuk diapakan cerpen itu.
Dikirim ke media yang sesuai, atau untuk lomba yang bisa menerima cerpen yang
telah jadi tersebut.
Jadi,
pihak luar yang mengikuti cerpen yang telah jadi, bukan cerpen yang akan dibuat
yang mengikuti pihak luar. Itu kalau sebuah cerpen yang dihasilkan ingin tampil
bening. Ibarat air, air yang bening adalah air yang segar, bersih, menyejukkan
dan bermanfaat.
Demikian
tips sederhana menulis cerpen bening. Semoga bermanfaat.
Selamat
menulis cerpen dan salam Kompasiana!
Banyumas,
3 Pebruari 2013
Ulasan yang bagus sekali... bisa diberikan contoh cerpen bening itu seperti apa?
BalasHapuscerpen bening bisa dihasilkan oleh siapa saja asalkan memenuhi 3 syarat di atas Kang :)yaitu cerpen yg fokus, efektif, tidak bertele-tele
BalasHapus