Minggu, 10 Maret 2013

Tips Menulis Cerpen yang Bening


Oleh Agus Pribadi
Menulis cerpen merupakan kegiatan yang mengasyikan. Dengannya, seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan imajinasinya. Agar tujuan itu tercapai, salah satunya melalui menulis cerpen yang bening.
Cerpen yang bening berarti cerpen itu mengandung kejelasan, tidak bertele-tele. Dengan kata lain to the point. Pembaca akan menikmati cerpen tersebut tanpa harus terlalu sering mengernyitkan dahi.
Cerpen yang bening berarti pula cerpen yang orisinil yang khas penulisnya. Bukan dibuat-buat agar mirip karya cerpenis ini atau itu.
Beberapa tips menulis cerpen yang bening diantaranya :
1.      Menemukan gaya menulis sendiri
Seseorang yang terus menulis cerpen akan menemukan gaya menulisnya sendiri, bukan gaya menulis orang lain. Ada yang bergaya literer dengan mengutamakan keindahan diksi. Ada yang bergaya sederhana dan lugas, namun mengutamakan alur dan plot cerita.

Ada yang suka menulis dengan genre tertentu. Jika logika berceritanya meloncat-loncat antara alam nyata dan alam imajinasi (mimpi), maka cerpen itu bergenre surrealisme. Jika menceritakan kejadian alam nyata sehari-hari, maka cerpen itu bergenre realisme.

Jika telah menemukan gaya menulisnya, seseorang hendaknya mengembangkan gaya menulis tersebut sehingga akan semakin bening. Itulah penemuan seorang penulis pada karyanya sendiri.

Jika memaksakan menulis dengan gaya orang lain, boleh jadi seseorang akan mengalami kesulitan. Cerpen yang ditulispun tidak mengalir dari kebeningan jiwanya sendiri. Cerpen yang dihasilkan kurang memiliki ruh.

2.      Menulis dengan panjang secukupnya
Cerpen dengan panjang 800 kata yang bening, akan lebih baik dari cerpen 1500 kata yang bertele-tele. Panjang pendek cerpen bukan tolok ukur kualitas sebuah cerpen.
Cerpen ditulis dengan memberdayakan setiap kata yang digunakan. Tidak ada kata yang ditulis sia-sia. Jika diibaratkan bebunyian, setiap kata yang dituliskan harus berbunyi. Cerpen yang bertele-tele adalah cerpen yang boros kata-kata. Jika dengan 800 kata sudah cukup, tak perlu memperpanjangnya menjadi 1500 kata.

3.      Menulis untuk menulis, bukan untuk tujuan lain
Cerpen yang bening tercipta jika seorang cerpenis menulis untuk tujuan menulis itu sendiri. Dalam arti tidak untuk tujuan pihak luar, misalnya dikirim ke media tertentu, untuk lomba yang persyaratannya ketat, dan sebagainya.
Jika cerpen telah jadi, maka penulis baru memikirkannya untuk diapakan cerpen itu. Dikirim ke media yang sesuai, atau untuk lomba yang bisa menerima cerpen yang telah jadi tersebut.
Jadi, pihak luar yang mengikuti cerpen yang telah jadi, bukan cerpen yang akan dibuat yang mengikuti pihak luar. Itu kalau sebuah cerpen yang dihasilkan ingin tampil bening. Ibarat air, air yang bening adalah air yang segar, bersih, menyejukkan dan bermanfaat.

Demikian tips sederhana menulis cerpen bening. Semoga bermanfaat.
Selamat menulis cerpen dan salam Kompasiana!

Banyumas, 3 Pebruari 2013

2 komentar:

  1. Ulasan yang bagus sekali... bisa diberikan contoh cerpen bening itu seperti apa?

    BalasHapus
  2. cerpen bening bisa dihasilkan oleh siapa saja asalkan memenuhi 3 syarat di atas Kang :)yaitu cerpen yg fokus, efektif, tidak bertele-tele

    BalasHapus