Jumat, 09 Agustus 2013

Penamas, Merindukan Kejayaan Penulis Muda Banyumas




Pada era 70-an, di Purwokerto, Banyumas, terdapat perkumpulan para penulis yang bernama Himpunan Penulis Muda (HPM) Banyumas.
Sebutlah sejumlah nama produk HPM yang menghiasai dunia kepenulisan dan dikenal khalayak luas, seperti Hindharyun NTS (wartawan Kompas), Darto Singa (seniman, penulis buku, dan ayah penyanyi Anggun C Sasmi) Darmadi (penyair), Herman Affandi (penyair), Hendrawan Nadesul (penyair yang berprofesi dokter), dan masih banyak lainnya.
Namun pada perkembangannya para “bintang” HPM banyak yang hijrah ke Jakarta. Sementara yang tetap tinggal di Purwokerto lebih memilih profesi lain, sehingga akhirnya sinar HPM pun redup. Dunia penulis di Banyumas surut, jika tak mau dikatakan mati.
Kini seiring dinamika kepenulisan yang kian marak dengan dukungan teknologi canggih, kejayaan penulis Banyumas ingin dibangkitkan. Tahun lalu, tepatnya 17 Agustus 2011, berdiri organisasi Penulis Muda Banyumas atau Penamas.
“Latar belakang didirikannya Penamas adalah kerinduan. Kerinduan kami atas kejayaan para penulis muda di Banyumas. Harapannya, Penamas akan melahirkan penulis muda berbakat yang bisa tampil di kancah nasional maupun internasional,” ujar Ketua Penamas Agus Pribadi kepada Warta Jateng baru-baru ini.
Anggota Komunitas Penamas kini berjumlah 114 orang, dengan beragam latar belakang profesi. Mulai dari mahasiswa, guru, dosen, pegawai negeri sipil (PNS), sastrawan, wartawan, pensiunan, pengusaha kuliner, seniman, hingga wiraswastawan.
Cerpen Cindaga
Guna menunjukkan eksistensinya, Minggu (16/9) lalu Penamas meluncurkan antologi cerpen berjudul Cindaga yang dikemas melalui silaturahmi keluarga besar Penamas. Acara ini berlangsung di Mercusi Cafe dan Resto, Jalan Raya Notog KM 13,4 Tambaknegara, Banyumas atau tidak jauh dari kompleks Bendung Gerak Serayu.
Di bawah rindangnya pohon pinus, acara berlangsung hidup, penuh interaksi tanya jawab di antara mereka yang hadir. Pengurus Penamas juga menghadirkan penulis senior Ronggo Sujali, dan Arif Hidayat (dosen muda) yang membedah Cindaga. Buku ini sendiri memuat 17 cerita pendek yang bertema sejarah Banyumas era 1940-an hingga saat ini. Buku tersebut ditulis oleh 14 Anggota Penamas, antara lain Agus Pribadi, Agustav Triono, Arie Sujali, Arif Dhiaksa, Arsyad Riyadi, Bunda Seno, dan Endah Tri Wahyu.
Agus Pribadi yang berprofesi sebagai guru IPA SMP Negeri 5 Mrebet, Purbalingga mengatakan, Cindaga merupakan antologi kedua yang diluncurkan Penamas. Sebelumnya, kelompok ini juga meluncurkan antologi cerpen Balada Seorang Lengger.
Ronggo Sujali menambahkan, saat ini Penamas mengasah kemampuan kepenulisan anggotanya dengan memberi ruang untuk menyampaikan karya mereka di situs jejaring sosial Facebook dengan akun grup Para Penulis Muda Banyumas.
“Bolehlah dibilang kami bersastra lewat Facebook. Kami juga mempublikasikan karya-karya lewat blog, selain buku tentunya,” ujar Ronggo Sujali (Prasetyo)

Sumber : Warta Jateng, 18 September 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar