Pada
era 70-an, di Purwokerto, Banyumas, terdapat perkumpulan para penulis yang
bernama Himpunan Penulis Muda (HPM) Banyumas.
Sebutlah
sejumlah nama produk HPM yang menghiasai dunia kepenulisan dan dikenal khalayak
luas, seperti Hindharyun NTS (wartawan Kompas), Darto Singa (seniman, penulis
buku, dan ayah penyanyi Anggun C Sasmi) Darmadi (penyair), Herman Affandi
(penyair), Hendrawan Nadesul (penyair yang berprofesi dokter), dan masih banyak
lainnya.
Namun pada
perkembangannya para “bintang” HPM banyak yang hijrah ke Jakarta. Sementara
yang tetap tinggal di Purwokerto lebih memilih profesi lain, sehingga akhirnya
sinar HPM pun redup. Dunia penulis di Banyumas surut, jika tak mau dikatakan
mati.
Kini
seiring dinamika kepenulisan yang kian marak dengan dukungan teknologi canggih,
kejayaan penulis Banyumas ingin dibangkitkan. Tahun lalu, tepatnya 17 Agustus
2011, berdiri organisasi Penulis Muda Banyumas atau Penamas.
“Latar
belakang didirikannya Penamas adalah kerinduan. Kerinduan kami atas kejayaan
para penulis muda di Banyumas. Harapannya, Penamas akan melahirkan penulis muda
berbakat yang bisa tampil di kancah nasional maupun internasional,” ujar Ketua
Penamas Agus Pribadi kepada Warta Jateng baru-baru ini.
Anggota
Komunitas Penamas kini berjumlah 114 orang, dengan beragam latar belakang
profesi. Mulai dari mahasiswa, guru, dosen, pegawai negeri sipil (PNS),
sastrawan, wartawan, pensiunan, pengusaha kuliner, seniman, hingga
wiraswastawan.
Cerpen Cindaga
Guna
menunjukkan eksistensinya, Minggu (16/9) lalu Penamas meluncurkan antologi
cerpen berjudul Cindaga yang dikemas melalui silaturahmi keluarga besar
Penamas. Acara ini berlangsung di Mercusi Cafe dan Resto, Jalan Raya Notog KM
13,4 Tambaknegara, Banyumas atau tidak jauh dari kompleks Bendung Gerak Serayu.
Di
bawah rindangnya pohon pinus, acara berlangsung hidup, penuh interaksi tanya
jawab di antara mereka yang hadir. Pengurus Penamas juga menghadirkan penulis
senior Ronggo Sujali, dan Arif Hidayat (dosen muda) yang membedah Cindaga. Buku
ini sendiri memuat 17 cerita pendek yang bertema sejarah Banyumas era 1940-an
hingga saat ini. Buku tersebut ditulis oleh 14 Anggota Penamas, antara lain
Agus Pribadi, Agustav Triono, Arie Sujali, Arif Dhiaksa, Arsyad Riyadi, Bunda
Seno, dan Endah Tri Wahyu.
Agus
Pribadi yang berprofesi sebagai guru IPA SMP Negeri 5 Mrebet, Purbalingga
mengatakan, Cindaga merupakan antologi kedua yang diluncurkan Penamas.
Sebelumnya, kelompok ini juga meluncurkan antologi cerpen Balada Seorang
Lengger.
Ronggo
Sujali menambahkan, saat ini Penamas mengasah kemampuan kepenulisan anggotanya
dengan memberi ruang untuk menyampaikan karya mereka di situs jejaring sosial
Facebook dengan akun grup Para Penulis Muda Banyumas.
“Bolehlah
dibilang kami bersastra lewat Facebook. Kami juga mempublikasikan karya-karya
lewat blog, selain buku tentunya,” ujar Ronggo Sujali (Prasetyo)
Sumber : Warta Jateng,
18 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar