Senin, 08 Agustus 2011

Puisi-Puisi Agus Pribadi

Sebait Puisi ini adalah Belatiku

Aku terkapar terhempas lepas terkelupas
Di sudut-sudut ketercampakkan yang memilukan menyesakkan menghampakan
Layaknya sang pecundang aku tertendang tak dipandang seperti ilalang
Kau tersenyum tanpa hati tanpa empati tanpa peduli

Apakah cinta harus redup mati oleh harta tahta dunia indah mewah gemerlap beda warna cahaya sinar dan segala penerang
Seribu tanya dalam kepala tak pernah kau jawab meski pecah berkeping menggelinding
Aku mencarimu di sudut-sudut kota ini
Kau menghilang tak berjejak
Yang kau sisakan seikat janji memenuhi separuh agama kita
Tujuh tahun tak mampu menghempas bayang angkuhmu
Kau tetap tinggal di kepalaku menusuk menginjak menendang
Sebait puisi ini adalah belatiku yang menikam menghempas meremukkan bayangmu
Kini kutenang kumenang kubukan ilalang[] Banyumas, 6 Juli 2011

Hidup adalah Cerpen
Beribu cerita tak pernah habis dikisahkan
Semakin ditulis semakin banyak perlu disampaikan
Seperti mataair abadi
Mengalir dari otak dan hati para pujangga
Ada kisah sedih, lucu, bahagia
Ada kisah realistis, metafisis, metaforis
Cerita pendek milik setiap manusia bahkan segala benda...[]

Kembali Pada Masa Lalu
adalah mengurai sulaman kisah hidup yang panjang dan berliku
adalah menuruni pohon kehidupan
yang batang dan cabangnya menjulang membelah langit
dan akarnya menghujam menusuk bumi
adalah membuka tirai malam yang selalu dilakukan di senja hari
dan membukanya ketika fajar
adalah menyusuri setiap kerut
yang bertambah di kulit wajah, tangan, dan bagian tubuh lainnya
adalah menghitung kabar kematian yang diumumkan masjid terdekat
adalah setiap jejak kehidupan lainnya
yang mengabarkan usia segala makhluk dan benda...[]

Rumah Ibuku
Tak ada renovasi sejak bertahun yang lalu
hanya foto-foto yang tidur di dinding ruang tengah
mengabarkan kisah-kisah perjuangan sebuah keluarga
di tempat ini menjadi magnetku
sampai tak ada lagi cerita karena telah berganti masa..[] rumah ibuku, 7/5/11

Pena
Andai aku suatu benda
aku ingin seperti pena
menulis apa saja yang aku suka
menghabiskan bermilyar kertas
menyuarakan kejujuran hati manusia...[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar