Selasa, 09 Agustus 2011

Tiga Sajak Dalam Satu Catatan

Sajak-sajak Agustav Triono


ANGIN SEMRIBIT

Angin yang semribit
Menjelang maghrib
Melaju kaku lewati jalan berdebu
Tertiup angin menggeliat pelan

Ada kenang yang tertinggal sepi
Ada harap yang terbawa sunyi
Namun terus saja hiraukan
Segala teka teki
Biarkan tergerus hawa dingin
Melembut menusuk akut
Buang dan singkirkan
Sebab percuma terus dipikirkan
Ikuti sajalah siklus
Meski kadang kasar kadang halus.

Purwokerto, Agustus 2011

***

MENGERING

Daun kering tertiup angin
Terlihat dari pandang jendela nurani
Lewati ketinggian dan jalan hidup meliuk
Ada tatap tak pasti membayang diri
Lamat lamat terdengar lirih lagu melankolis
Isyaratkan kepedihan kronis
Bercampur cerita menguap percuma
Seperti tembakau yang mengering sepanjang jalan itu
Mengering pulakah hati yang basah oleh resah?

Temanggung,Agustus 2011

***

JEJAK LAMPAU

Bambu bambu berjajar di pinggir jalan
Terkadang ada mawar hati tersembul sendiri
Gesekan daunnya
Suarakan kidung terngiang syahdu
Terlihat jejak masa lampau
Yang masih memberi lampu penerang masa kini
Ah, jalan berliku menuju arah Mu
Sungguh terjal dan membatu
Lewati tanpa ragu
Sebab rindu tak cukup jadi hantu.

Magelang, Agustus 2011
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar